Selasa, 06 Maret 2012

Penelitian Kepribadian Manusia oleh Sigmund Freud

Ia lahir di Moravia, 6 Mei 1856, dan wafat di London, 23 September 1939. Akan tetapi hampir selama 80 tahun tinggal di Wina dan meninggalkan kota itu hanya ketika Nazi menyerang Austria. Ia memasuki sekolah dokter di Universitas Wina tahun 1873 dan Ia tamat 8 tahun kemudian. Minat Freud pada Neurologi menyebabkan ia menspesialisasikan diri dibidang perawatan gangguan – gangguan saraf, sebuah cabang ilmu kedokteran yang ketinggalan di tengah gerak maju di kalang seni penyembuhan selama abad XIX. Freud belajar selama satu tahun untuk meningkatkan keterampilan – keterampilan teknisnya, pada psikiater Prancis yang terkenal , Jean Charcot, yang menggunakan hipnosis untuk penyembuhkan histeria, meskipun Freud mencoba hipnosis dengan pasien – pasiennya, namun ia tidak yakin dengan kemanjurannya. Karena itu, ketika ia mendengar metode baru yang di kembangkan oleh seorang doketr Wina, Jseph Breuer, suatu metode dimana pasien di sembuhkan dari simtom – simtom dengan cara mengungkapkannya, ia mencobanya dan melihat bahwa cara itu efektif. Breuer dan Freud bekerjasama menulis beberapa dari kasus – kasus histeria mereka yang berhasil disembuhkan dengan teknik pengungkapan ( 1895 ).
Akan tetapi keduanya segera berbeda pandangan mengenai peranan faktor seksual dalam histeria. Freud pendapat bahwa konflik – konflik seksual adalah penyebab dari histeria sedangkan Breuer berpendapat lebih berhati – hati. Sejak itu Freud praktis bekerja sendirian mengembangkan ide – ide yang menjadi dasar teori psikoanalitik dan yang mencapai puncaknya dalam penerbitan hasil karya besar pertamanya, The interpretation of Dreams ( 1900 ).
A.        Struktur Kepribadian
Menurut Freud kepribadian tersusun dari 3 sistem pokok, yakni terdiri dari  id, ego dan superego. Meskipun masing – masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanismenya sendiri, namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit ( tidak mungkin) untuk memisah – misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia, tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari interaksi diantara ketiga sistem tersebut, jarang salah satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya.
Gerald Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan super ego, tetapi energi tersebut terbatas, maka satu diantara tiga sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada, dengan mengorbankan dua sistem lainnya, jadi kepribadian manusia itu sangat ditentukan oleh energi psikis yang menggerakkan.
Menurut Calvil S. Hall dan Lindzey, dalam psikodinamika masing-masing bagian dari kepribadian total mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja dinamika dan mekanisme tersendiri, namun semuanya berinteraksi begitu erat satu sama lainnya, sehingga tidak mungkin dipisahkan. Id bagian tertua dari aparatur mental dan merupakan komponen terpenting sepanjang hidup. Id dan instink-instink lainnya mencerminkan tujuan sejati kehidupan organisme individual. Jadi id merupakan pihak dominan dalam kemitraan struktur kepribadian manusia. Menurut S. Hall dan Lindzey, dalam Sumadi Suryabarata, cara kerja masing-masing struktur dalam pembentukan kepribadian adalah:
1.      Id merupakan sistem kepribadian yanga asli yang ada sejak lahir, termasuk insting – insting, merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang, Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”. Id berhungan erat dengan proses – proses jasmaniah dari mana Id mendapatkan energinya ( Freud : Id “ kenyataan psikis yang sebenarnya” ), karena Id merepersentasikan dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyatan objektif.
Id tidak bisa menanggulangi peningkatan energi yang dialaminya sebagai keadaan – keadaan tegangan yang tidak menyenangkan. Karena itu, apabila tingkat tegangan organisme meningkat, entah sebagai akibat stimulasi dari luar atau rangsangan – rangsangan yang timbul dari dalam, maka id akan berkerja sedemikian rupa segera menghentikan ketegangan dan mengembalikan organisme pada tingkat energi rendah dan konstan serta menyenangkan.
Untuk melaksanakan tugas menghindari rasa sakit dan mendapatkan kenikmatan Id memiliki dua proses, kedua proses tersebut adalah tindak refleks dan proses primer. Tindakan refleks adalah reaksi – reaksi otomatik dan bawaan seperti bersin dan berkedip ; tindakan – tindakan refleks itu biasanya segara mereduksikan tegangan, organisme dilengkapi dengan sejumlah refleks semacam itu untuk menghadapi bentuk – bentuk rangsangan yang relatif sederhana. Proses primer menyangkut suatu reaksi psikologis yang sedikit lebih rumit. Ia berusaha menghentikan tegangan dengan menbentuk khayalan tentang objek yang dapat menghilangkan tegangan tersebut ,misalanya, proses primer menyediakan khayalan tentang makanan kepada orang yang lapar.
Pengalaman halusinatorik dimana objek–objek yang diinginkan ini hadir dalam bentuk gambaran ingatan disebutpemenuhan hasrat (wish – fulfillment). Contoh proses primer yang paling baik pada orang normal ialah mimpi dimalam hari, yang diyakni oleh Freud selalu mengungkapkan pemenuhan atau usaha pemenuhan suatu hasrat. Halusinasi dan penglihatan pasien – pasien psikotik juga merupakan contoh proses primer, pikiran autistik atau angan – angan sangat diwarnai oleh pengaruh proses primer ini. Gambaran – gambaran mentah yang bersifat memenuhi hasrat ini merupakan satu – satunya kenyataan yang dikenal Id. Jelas, proses primer sendiri tidak akan mampu mereduksikan tegangan, orang yang lapar tidak dapat memakan khayalan tentang makanan, karena itu, suatu proses psikologis baru atau sekunder berkembang, dan apabila hal ini terjadi maka struktur sistem kedua kepribadian, yaitu ego, mulai terbentuk.
1.      Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan idagar tidak melanggar nilai-nilai superego. Ego timbul karena kebutuhan – kebutuhan organisme memerlukan transaksi  – transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif.
Perbedaan pokok antara Id dan Ego ialah bahwa Id hanya mengenal kenyataan subjektif – jiwa, sedangkan Ego membedakan antara hal – hal yang terdapat dalam batin dan hal – hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego dikatakan mengikuti prinsip kenyataan, dan beroperasi menurut proses sekunder, tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan.
Proses sekunder adalah berfikir realistik. Dengan proses sekunder, Ego menyusun rencana untuk memuaskan kebutuhan dan kemudian menguji rencana ini, biasanya melalui suatu tindakan, untuk melihat apakah rencana itu berhasil atau tidak. Orang yang lapar berfikir dimana ia dapat menemukan  makanan dan kemudian pergi ke tempat itu, ini sebut pengujian terhadap kenyataan ( reality testing ). Untuk melakukan peranannya secara efesien, Ego mengontrol semua fungsi kognitif dan intelektual ; proses – proses jiwa ini di pakai untuk melayani proses sekunder.
Ego disebut eksekutif kepribadian, karena mengontrol pintu – pintu kearah tindakan, memilih segi – segi lingkungan kemana ia akan memberikan respon, dan memutuskan insting – insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya, dalam melaksanakan fungsi – fungsi eksekutifnya yang sangat penting ini, Ego harus berusaha mengintegrasikan tuntutan Id, Superego, dan dunia luar yang sering bertantangan, hal ini bukanlah suatu tugas yang mudah dan sering menimbulkan tegangan berat pada Ego.
Namun harus diingat, Ego merupakan bagian Id yang terorganisasi yang hadir untuk memajukan tujuan – tujuan Id dan bukan untuk mengecewakannya, dan bahwa seluruh dayanya berasal dari Id. Ego tidak terpisah dari Id dan tidak pernah bebas sama sekali dari Id, peranan utamanya adalah menengahi kebutuhan – kebutuhan instingtif dari organisme dan kebutuhan – kebutuhan lingkungan sekitarnya, tujuan – tujuannya yang sangat penting adalah mempertahankan  kehidupan individu memperhatikan bahwa spesies dikembangbiakkan
1.      Sistem kepribadian ketiga dan yang terakhir dikembangkan adalah Superego. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego. Ia mencerminkan yang ideal dan bukan yang real; dan memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan.
Fungsi – fungsi pokok Superego adalah (1) merintang impuls – impuls Id, terutama impuls – impuls seksual dan agresif, karena inilah impuls – impuls yang pernyataannya sangat dikutuk oleh masyarakat. (2) mendorong Ego untuk menggantikan tujuan – tujuan realstis dengan tujuan – tujuan moralistis. (3) mengajar kesempurnaan. Secara sangat umum Id bisa dipandang sebagai komponen biologis kepribadian, sedangkan Ego sebagai komponen psikologis dan Superego sebagai komponen sosial.
B.     KESADARAN DAN KETIDAK SADARAN
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya. Menurut Gerald Corey, bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti:
1.         mimpi; hal ini merupakan pantulan dari kebutuhan, keinginan dan konflik yang terjadi dalam diri,
2.         salah ucap sesuatu; misalnya nama yang sudah dikenal sebelumnya,
3.         sugesti pasca hipnotik,
4.         materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas, dan
5.         materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari simptom psikotik.
Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan.
Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.
C.        KECAMASAN
Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan. Gerald Corey mengartikan kecemasan itu adalah sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa kita untuk berbuat sesuatu. Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Fungsinya adalah mengingatkan adanya bahaya yang datang. Sedangkan menurut Calvin S. Hall dan Lindzey, kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.
(1)        kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
(2)        kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat  sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
(3)        kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
D.        MEKANISME PERTAHAN EGO
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah:
a.         represi; ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,
b.         memungkiri; ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,
c.         pembentukan reaksi; ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
d.         proyeksi; ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,
e.         penggeseran; merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,
f.         rasionalisasi; ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang babak belur,
g.         sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,
h.         regresi; yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,
i.          introjeksi; yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,
j.           konpensasi,
k.         ritual dan penghapusan.
E.         TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun (dalam A.Supratika), yaitu:
(1)        Tahap oral,
(2)        Tahap anal: 1-3 tahun,
(3)       Tahap phalik: 3-6 tahun,
(4)        Tahap laten: 6-12 tahun,
(5)        Tahap genetal: 12-18 tahun,
(6)        Tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar