Studi Kasus dalam Bimbingan dan Konseling
Dalam era kemajuan
informasi dan teknologi, siswa semakin tertekan dan terintimidasi oleh
perkembangan dunia akan tetapi belum tentu dimbangi dengan perkembangan
karakter dan mental yang mantap.
Seorang Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor mempunyai tugas yaitu membantu siswa untuk
mengatasi permasalahan dan hambatan dan dalam perkembangan siswa.
Setiap siswa
sebenarnya mempunyai masalah dan sangat variatif. Permasalahan yang dihadapi
siswa dapat bersifat pribadi, sosial, belajar, atau karier. Oleh karena
keterbatasan kematangan siswa dalam mengenali dan memahami hambatan dan
permasalahan yang dihadapi siswa, maka konselor – pihak yang berkompeten –
perlu memberikan intervensi. Apabila siswa tidak mendapatkan intervensi, siswa
mendapatkan permasalahan yang cukup berat untuk dipecahkan. Konselor sekolah
senantiasa diharapkan untuk mengetahui keadaan dan kondisi siswanya secara
mendalam.
Untuk mengetahui
kondisi dan keadaan siswa banyak metode dan pendekatan yang dapat digunakan,
salah satu metode yang dapat digunakan yaitu studi kasus (Case Study).
Dalam perkembangannya, oleh karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi
siswa dan semakin majunya pengembangan teknik-teknik pendukung – seperti hanya
teknik pengumpulan data, teknik identifikasi masalah, analisis, interpretasi,
dan treatment – metode studi kasus terus diperbarui.
Studi kasus akan
mempermudah konselor sekolah untuk membantu memahami kondisi siswa seobyektif
mungkin dan sangat mendalam. Membedah permasalahan dan hambatan yang dialami
siswa sampai ke akar permasalahan, dan akhirnya konselor dapat menentukan skala
prioritas penanganan dan pemecahan masalah bagi siswa tersebut.
Pengertian Studi Kasus
Kamus Psikologi
(Kartono dan Gulo, 2000) menyebutkan 2 (dua) pengertian tentang Studi
kasus (Case Study) pertama Studi kasus merupakan suatu
penelitian (penyelidikan) intensif, mencakup semua informasi relevan terhadap
seorang atau beberapa orang biasanya berkenaan dengan satu gejala psikologis tunggal. Kedua studi
kasus merupakan informasi-informasi historis atau biografis tentang seorang
individu, seringkali mencakup pengalamannya dalam terapi. Terdapat istilah yang
berkaitan dengan case study yaitu case history atau
disebut riwayat kasus, sejarah kasus. Case history merupakan
data yang terimpun yang merekonstruksikan masa lampau seorang individu, dengan
tujuan agar orang dapat memahami kesulitan-kesulitannya yang sekarang . serta
menolongnya dalam usaha penyesuaian diri(adjustment) (Kartini dan Gulo,
2000).
Berikut ini definisi
studi kasus dari beberapa pakar dalam Psikologi dan Bimbingan Konseling, yaitu
;
Studi kasus adalah
suatu teknik mempelajari seorang individu secara mendalam untuk membantu
memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik. (I.Djumhur, 1985).
Studi kasus adalah
suatu metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seorang murid secara
mendalam dengan tujuan membantu murid untuk mencapai penyesuaian yang lebih
baik (WS. Winkel, 1995).
Studi kasus adalah
metode pengumpulan data yang bersifat integrative dan komprehensif. Integrative
artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan dan bersifat komprehensif yaitu
data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap
(Dewa Ketut Sukardi, 1983).
Studi kasus merupakan
teknik yang paling tepat digunakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling
karena sifatnya yang komprehensif dan menyeluruh. Studi kasus menggunakan hasil
dari bermacam-macam teknik dan alat untuk mengenal siswa sebaik mungkin,
merakit dan mengkoordinasikan data yang bermanfaat yang dikumpulkan melalui
berbagai alat. Data itu meliputi studi yang hati-hati dan interpretasi data
yang berhubungan dan bertalian dengan perkembangan dan problema serta
rekomendasi yang tepat.
Jadi berdasarkan
pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa studi kasus adalah suatu studi atau
analisa komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik. Bahan dan alat
mengenai gejala atau ciri-ciri/karakteristik berbagai jenis masalah atau
tingkah laku menyimpang, baik individu maupun kelompok. Analisa itu mencakup
aspek-aspek kasus seperti jenis, keluasan dan kedalaman permasalahannya, latar
belakang masalah (diagnosis) dan latar depan (prognosis), lingkungan dan
kondisi individu/kelompok dan upaya memotivasi terungkapnya masalah kepada guru
pembimbing (konselor) sebagai orang yang mengkaji kasus. Data yang telah
didapatkan oleh konselor kemudian dinvertaris dan diolah sedemikian rupa hingga
mudah untuk diinterpretasi masalah dan hambatan individu dalam penyesuaiannya.
Tujuan Studi Kasus
Studi Kasus diadakan untuk memahami siswa
sebagai individu dalam keunikannya dan dalam keseluruhannya. Kemudian dari
pemahaman dari siswa yang mendalam, konselor dapat membantu siswa untuk
mencapai penyesuaian yang lebih baik. Dengan penyesuian pada diri sendiri serta
lingkungannya, sehingga siswa dapat menghadapi permasalahan dan hambatan
hidupnya, dan tercipta keselarasan dan kebahagiaan bagi siswa tersebut.
Sasaran Studi kasus
Sasaran studi kasus
adalah individu yang menunjukan gejala atau masalah yang serius, sehingga
memerlukan bantuan yang serius pula. Yang biasanya dipilih menjadi sasaran bagi
suatu studi kasus adalah murid yang menjadi suatu problem (problem case);
jadi seorang murid membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan lebih
baik, asal murid itu dalam keadaan sehat rohani/ tidak mengalami gangguan
mental.